Kala Kulihat gurat oranye mengitari sisi-sisi
kaki langit barat daya
ku masih terpojok dengan sisa-sisa kericuhan kemelut
antara kesombongan dalam diri seorang ini
Sudah senja rupanya
dan senja kali ini,tlah sisakan beberapa
sobekan kecil
dari secarik kegamangan semu
dalam hati seorang hawa
ku tatap sebongkah keraguan masih teronggok
rapi terbalut kehangatan songket-songket rasa ketidakpercayaan
Ia lukis di atas gurat-gurat kanvas wajahnya
dengan jelas,dan indah tanpa celah
Ia penuhi di dalamnya rona-rona mendung
hujan akan rintik,pikirnya
Hujan,sedikitpun tak kunjung jatuh
tertahan oleh butiran-butiran salju dari surga
hingga sang bayangan mulai berlepas diri
menyatu dengan layung-layung kegelapan
dalam sebuah purnama yang menangis
kaki langit barat daya
ku masih terpojok dengan sisa-sisa kericuhan kemelut
antara kesombongan dalam diri seorang ini
Sudah senja rupanya
dan senja kali ini,tlah sisakan beberapa
sobekan kecil
dari secarik kegamangan semu
dalam hati seorang hawa
ku tatap sebongkah keraguan masih teronggok
rapi terbalut kehangatan songket-songket rasa ketidakpercayaan
Ia lukis di atas gurat-gurat kanvas wajahnya
dengan jelas,dan indah tanpa celah
Ia penuhi di dalamnya rona-rona mendung
hujan akan rintik,pikirnya
Hujan,sedikitpun tak kunjung jatuh
tertahan oleh butiran-butiran salju dari surga
hingga sang bayangan mulai berlepas diri
menyatu dengan layung-layung kegelapan
dalam sebuah purnama yang menangis